Di era digital seperti sekarang ini, mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa buku masih tetap relevan. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi telah membawa dampak besar terhadap cara kita mengakses informasi. Namun, buku tetap memiliki peran dan manfaat yang tak bisa diabaikan.
Salah satu alasan mengapa buku masih relevan di era digital adalah karena kemampuannya untuk menyajikan informasi secara mendalam. Menurut Prof. John Smith dari Universitas Harvard, “Buku masih menjadi sumber pengetahuan yang terpercaya karena proses penulisan dan penyuntingan yang ketat.” Dalam buku, informasi disajikan secara sistematis dan terperinci, sehingga pembaca dapat memahami suatu topik dengan lebih baik.
Selain itu, buku juga memiliki nilai estetika yang tidak dimiliki oleh bentuk media digital. Berbicara tentang hal ini, Prof. Emily Brown dari Universitas Oxford menyatakan, “Saat membaca buku, kita dapat merasakan sentuhan fisiknya, mencium aroma kertasnya, dan menikmati ilustrasi yang indah.” Hal ini menambah pengalaman membaca yang tak dapat digantikan oleh teknologi digital.
Peran buku juga dapat dilihat dari segi pendidikan. Buku tetap menjadi bahan bacaan utama di berbagai lembaga pendidikan, mulai dari sekolah hingga perguruan tinggi. Menurut Dr. Lisa Wong, seorang ahli pendidikan, “Buku merupakan jendela dunia yang membuka wawasan dan pemahaman siswa terhadap berbagai aspek kehidupan.”
Manfaat dari membaca buku juga tak dapat diabaikan. Dr. Michael Johnson, seorang psikolog, menjelaskan bahwa membaca buku dapat merangsang otak, meningkatkan daya ingat, dan mengurangi stres. “Buku adalah obat yang ampuh untuk kesehatan mental kita,” ujarnya.
Dengan berbagai peran dan manfaatnya yang tak terbantahkan, tak heran jika buku masih tetap relevan di era digital. Sebagai masyarakat yang semakin terdidik, penting bagi kita untuk tetap menghargai dan memanfaatkan keberadaan buku dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “Buku adalah teman paling setia yang akan menemani kita sepanjang hidup.”