Membaca sebagai cara efektif untuk mengurangi stres dan kecemasan memang sudah lama dikenal oleh banyak orang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh psikolog cognitive neuropsychology, Dr. David Lewis, membaca dapat menurunkan tingkat stres hingga 68 persen. Hal ini karena membaca dapat membantu seseorang melupakan masalah sejenak dan membiarkan pikiran mereka terbang jauh dari kekhawatiran sehari-hari.
Menurut Dr. Lewis, “Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk melarikan diri dari stres. Saat kita tenggelam dalam sebuah cerita, otak kita akan fokus pada hal tersebut dan melupakan masalah yang sedang mengganggu kita.” Oleh karena itu, membaca bukan hanya sekedar hobi, tetapi juga merupakan terapi yang efektif untuk mengatasi stres dan kecemasan.
Selain itu, seorang pakar psikologi klinis, Dr. Helen Odessky, juga mengatakan bahwa membaca dapat membantu seseorang untuk mengurangi kecemasan. Dalam bukunya yang berjudul “Stop Anxiety from Stopping You”, Dr. Odessky menyarankan untuk mengalihkan perhatian dari kecemasan dengan membaca buku-buku yang menarik. Menurutnya, hal ini dapat membantu mengurangi gejala kecemasan secara signifikan.
Tak hanya itu, membaca juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan daya ingat seseorang. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology, membaca secara rutin dapat menurunkan risiko terkena penyakit Alzheimer hingga 32 persen. Hal ini karena membaca dapat melatih otak untuk tetap aktif dan sehat.
Jadi, jika Anda merasa stres atau cemas, cobalah untuk meluangkan waktu membaca buku. Dengan membaca, Anda tidak hanya dapat menikmati cerita yang menarik, tetapi juga dapat mengurangi tingkat stres dan kecemasan Anda. Sebagai kata-kata bijak dari Albert Einstein, “Membaca adalah jendela dunia.” Jadi, bukalah jendela tersebut dan biarkan diri Anda terbang menjauh dari kekhawatiran sejenak.